Sabtu, 26 Juni 2010

Mitsubishi Colt T120


Mitsubishi Colt Pick Up sebenarnya adalah salah satu varian awal dari seri Mitsubishi Delica. Nama “Delica” adalah singkatan dari DELIvery CAR. Dirancang dan diproduksi untuk pertama kalinya pada tahun 1968, menggunakan mesin seri KE44, dengan kapasitas 1,1L. Mesin ini sanggup memberikan daya 58 PS (43 kW; 57 hp). Daya angkut maksimum mobil ini hanya 600 kg (1,323 lb), dan kecepatan tertinggi yang dapat dicapai adalah 115 km/h (71 mph).

Beberapa tahun sesudahnya, atas permintaan konsumen, diproduksi beberapa varian lain yaitu : cargo van (mobil cargo) dan passenger van (mobil penumpang/minibus). Varian minibus ini memiliki 3 baris bangku yang dapat memuat 9 penumpang dan di beri nama “Star Wagon”.

Mitsubishi Colt Pick Up masuk ke Indonesia untuk pertama kalinya dengan tipe Colt T100. Diimpor oleh distributor tunggal Mitsubishi yaitu PT. New Marwa pada tahun 1970 (tahun 1973 berganti nama menjadi PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors). Pada tahun 1975, diperkenalkan generasi selanjutnya dari Colt T100 yaitu Colt T120 dengan mesin seri “Neptune”.

Mobil yang tersohor lewat teriakan “Eng…Ing…Eng” dari komedian Benyamin S ini nantinya sangat terkenal di Indonesia dan mendapat julukan “Raja jalanan”. Material pembuat rangka, mesin dan bodi Colt T120 yang berkualitas tinggi, membuat mobil ini sangat handal dan tahan terhadap berbagai macam medan.

Mulai dari jalan yang ber-aspal mulus, tanjakan terjal,jalan berkelak-kelok, hingga jalan yang belum beraspalpun dapat dengan mudah dilalui oleh mobil ini. Bahkan di beberapa daerah, mobil ini segera mengambil alih peran oplet/kendaraan penumpang umum yang berbasis Chevrolet Suburban yang sebelumnya dinilai tangguh di jalan-jalan pegunungan.

Pemakaian bahan bakar mobil inipun cukup efisien. Dalam kondisi normal di dalam kota biasanya berkisar antara 1 : 8 sampai 1 : 10, sedangkan luar kota sekitar 1 : 10 sampai 1 : 12.

Menurut ahli sejarah permobilan di Indonesia, era Mitsubishi Colt ini ternyata juga ikut berperan dalam perkembangan industri karoseri di negara ini. Nama-nama perusahaan karoseri mobil seperti : Armada, Adi putro, Langgeng, Internasional ikut berkibar saat mobil popular di pasar mobil Indonesia.

Keunggulan mobil ini, membuat populasi Colt di Indonesia sungguh luarbiasa. Sampai dengan tahun 1980, PT.Kramayudha Tiga Berlian sudah menjual 33,525 unit Colt T120.

Hingga saat ini, penggemar mobil inipun tidak juga surut. Bisa dikatakan sulit sekali untuk menemukan mobil ini tergeletak menjadi “bangkai” seperti nasib mobil-mobil tua lainnya. Hampir semua Colt T120 yang masih tersisa, tetap dapat beroperasi layaknya mobil-mobil baru yang beredar saat ini.

Toyota Kijang

Sebagai orang Indonesia. Anda pasti kenal dengan minibus toyota yang satu ini. Minibus yang mulai diproduksi tahun 1977 dan saat ini merupakan salah satu model yang diusung Toyota dan paling laku di Indonesia. Di Indonesia Kijang telah hadir dalam 5 generasi. Berikut uraiannya.

Generasi 1 ( 1977 – 1980)

Peluncuran perdana dari Toyota Kijang generasi pertama adalah pada tahun 1977. Dimana saat itu terdapat keraguan dari para perancangnya, tentang apakah Kijang dapat diterima oleh pasar Indonesia. Keraguan tersebut disebabkan karena Mitsubishi Colt merupakan jenis kendaraan yang mendominasi pasar mobil mini bus pada saat itu. Generasi pertama Toyota Kijang ( KF 10 )menerapkan konsep pickup dengan bentuk kotak mendasar. Model ini sering dijuluki “Kijang Buaya” karena tutup kap mesinnya yang dapat dibuka sampai ke samping. Kijang generasi perdana ini diproduksi hingga pada tahun 1980.

Generasi 2 ( 1981 – 1985 )

Generasi II mulai dijual pada September 1981. Bentuk model ini tidak terlalu berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya, namun memiliki beberapa perubahan yang di antaranya adalah peningkatan kapasitas silinder mesin menjadi 1.300 cc (naik 100 cc). Kapasitas ini kemudian dinaikkan lagi hingga 1.500 cc. Mobil ini, walaupun disebut sebut memiliki banyak perubahan, bentuknya masih ada kesamaan dengan kijang buaya. Lampu mobil masih bulat di samping depan kanan-kiri dan gril masih sederhana dengan tulisan TOYOTA pada bagian depan. Garis pada bonnet juga masih simpel dan curam. Meski bukaan pada tutup kap mesin tidak lagi bukaan penuh hingga bagian tepi hidung mobil (bonnet) seperti halnya kijang sebelumnya. Mobil ini disebut juga dengan nama ” Kijang Doyok” dan kode produksi KF 20.

Generasi 3 (1986 – 1996 )



Pada tahun 1986 model generasi ketiga dilempar ke pasaran. Kijang generasi ini bentuknya lebih melengkung pada lekukannya sehingga tampak lebih modern. Model ini hingga saat ini masih banyak digunakan di jalanan di Indonesia meski tidak lagi diproduksi.

Pada generasi ini, konsep kijang sebagai kendaraan angkut mulai bergeser sebagai kendaraan penumpang sekalipun banyak Kijang generasi sebelumnya juga dimodifikasi sebagai kendaraan penumpang. Pada masa ini, bisa dikatakan sebagai generasi kejayaan Kijang sebagai mobil penumpang, terutama sebelum banyak mobil penumpang Built Up impor meramaikan pasar kendaraan di Indonesia serta puncak dominasi Toyota atas model-model kuat seperti Mitsubishi Colt L300 dan minibus tanpa bonnet lainnya seperti Suzuki Carry dan Daihatsu Zebra dimana Kijang menjadi pilihan kuat konsumen saat itu. Toyota mengeluarkan dua tipe Kijang pada generasi ini yakni tipe Kijang Super (1986-1992) dan Kijang Grand (1992-1996) dengan memiliki life cycle cukup panjang (hampir satu dekade) dibandingkan generasi lalu.

Desain mobil ini memiliki bentuk lebih manis dan halus dibandingkan generasi lalu yang kaku mirip kotak sabun. Teknologi full pressed body diperkenalkan untuk menekan penggunaan dempul dalam proses pembuatannya hingga 2-5 kg dempul per mobil. Mesin masih memakai tipe 5K namun memiliki daya kuda (horse power) yang lebih tinggi yakni 63 hp dari sebelumnya 61 hp. Transmisi menggunakan 5 percepatan, yang sebelumnya memakai 4 percepatan.

Setelah Agustus 1992, Toyota memasuki generasi perbaikan bodi mobil yang disebut sebagai Toyota Original Body. Sebuah proses pembuatan bodi mobil dengan mesin press dan metode las titik. Sampai saat ini, bisa dikatakan satu-satunya Kijang yang bebas dempul.

Sementara untuk versi Grand terdapat berbagai perubahan khususnya pada lampu depan, gril dan penambahan double blower juga ditambahkan power steering pada kemudi yang meringankan pengemudi. Dan sampai saat ini, Kijang jenis ini (Super maupun Grand) masih banyak di pasaran konsumen dan masih dihargai mahal.

Selain Itu Kijang Generasi Ke Tiga Juga Menyediakan Banyak Rentang Varian Seperti:LX, LSX, LGX (untuk sasis panjang) SX, SSX, SGX (sasis pendek), khusus LX dan SX(Tipe Standar)transmisi menggunakan 4-speed dan menggunakan dasbor konvensional.

Generasi 4 ( 1997 – 2004 )

Setelah sepuluh tahun bertahan dengan rancangan generasi ketiga, Kijang meluncurkan model berikutnya dengan perubahan pada eksterior dan interiornya yang lebih aerodinamis. Model ini akrab dipanggil “Kijang Kapsul”.

Mulai generasi keempat kijang ini, dominasi Jepang semakin besar. Jika sebelumnya PT. Toyota Astra Motor memanfaatkan perakitan bodi mobil banyak menggunakan karoseri. Pada generasi ini sudah dikatakan menyiratkan mobil yang sesungguhnya. Desainnya membulat seperti kapsul dan lebih aerodinamis dan menjadi loncatan desain pada masanya. Pada kijang yang dikenal sebagai kijang baru ini, Toyota mengeluarkan dua tipe mesin yakni mesin bensin 1800 cc (tipe 7K) seperti generasi-generasi sebelumnya dan mesin diesel 2500 cc (tipe 2L) yang membuat persaingan dengan Isuzu Phanter untuk mobil keluarga bermesin diesel yang saat itu mendominasi pasaran.

Pada Kijang versi tahun 1997-2000, mesin bensin menggunakan karburator, baru pada akhir tahun 2000 tersedia mesin bensin dengan sistem injeksi elektronik, Electronic Fuel Injection(EFI). Ada dua pilihan untuk mesin bensin EFI, yaitu 7K-E dengan kapasitas 1800cc bertenaga 80 hp dan 1RZ-E dengan kapasitas 2000 cc Yang Diambil Dari Toyota Hilux. Meskipun mesin 1RZ-E secara teknologi lebih canggih jika dibandingkan dengan mesin 7K-E, namun mesin bensin 2000cc ini kurang laku di pasaran indonesia karena (konsumsi) bahan bakarnya dinilai lebih boros dibandingkan dengan tipe 7K-E.

Dan terakhir pada generasi ini muncul New Kijang dengan merubah desain lampu dan seatbelt (sabuk pengaman) pada jok penumpang bagian tengah. Selebihnya hampir sama dengan sebelumnya.

Selain Itu Pada Versi Kijang Kapsul Menyediakan Tambahan Varian Krista Dan Rangga. Krista Menggunakan Sasis Panjang Sedangkan Rangga Sasis Pendek

Generasi 5 ( 2004 – sekarang )


Kijang kembali diperbaharui pada tahun 2004 dan dipasarkan dengan nama “Kijang Innova”. Model ini telah mengalami perubahan yang cukup drastis dibandingkan dengan model dari generasi sebelumnya. Jika pada awal konsep Kijang generasi pertama adalah Basic Utility Vehicles atau kendaraan kelas bawah, maka Kijang generasi V lebih dikategorikan sebagai kendaraan kelas menengah. Bentuk model fisiknya jauh lebih modern dan futuristik, terutama dibagian depan kendaraan, dimana tidak lagi menonjolkan bentuk lekukan tajam seperti pada model-model sebelumnya.

Model ini dikeluarkan oleh PT. Toyota Astra Motor pada akhir tahun 2004, yang dipasarkan dengan konsep mobil keluarga jenis MPV (Multi Purposes Vehicle) masa kini, dengan bentuk bodi yang lebih aerodinamis beserta kenyamanan setaraf dengan sedan mewah. Posisi pengendaraan lebih akurat, letak shift knob terjangkau dan panel instrumen yang lebih user friendly. Generasi ini menerapkan mesin VVT-i 2000 cc dengan jenis 1TR-FE berkatup 16 DOHC dengan tenaga yang jauh lebih besar daripada Kijang generasi sebelumnya, yaitu sebesar 136 hp, menggantikan jenis K/RZ Dan L pada generasi sebelumnya. Kijang generasi ini dirancang dengan sistem Direct Ignition System (DIS) dan merupakan penerapan dari teknologi pedal gas tanpa kabel atau Throttle Control System-Inteligent dan dilengkapi oleh mesin membujur dengan penggerak roda belakang (Rear Wheel System). Tahun 2005 PT Toyota Astra Motor menghadirkan varian terbaru dari Kijang Innova, yakni Kijang Innova 2.7V.Namun sayangnya model ini harus di Discontinue pada tahun 2007.

belakangan ini banyak ATPM lain yang berusaha keras menjatuhkan image Toyota Kijang sebagai mobil yang boros bahan bakar. Melihat dengan diluncurkannya mobil-mobil MPV sejenis yang mengandalkan keiritan bahan bakar. PT. Toyota Astra Motor pun tak tingal diam, dengan mere-mapping ECU dan menghentikan produksi Kijang Innova V yang bermesin bensin 2700 cc. tahun 2009 Toyota melakukan Facelift untuk menyegarkan tampilan MPV nya itu dan menghilangkan embel-embel “Kijang” yang telah menancap kuat di benak masyarakat Indonesia.