Rabu, 30 Juni 2010

mesin toyota twincam

Toyota merupakan produsen yang paling besar dari mesin twincam, Toyota menawarkan twincam lebih dibanding pabrikan lain.

Permulaan
Produksi awal mesin Toyota twincam adalah 3M dan 9R. Kedua mesin ini diproduksi dari tahun 1966 sampai 1969, dan ironisnya tidak membawa desain mesin G. 3M adalah 2 valve Twincam 6 cylinder engine dengan menggunakan triple Mikunis di Toyota 2000 GT. umumnya sama dengan block M, kemudian di modifikasi selama beberapa tahun menjadi mesin 2M/4M/5MG/6MG/7MG dengan heads dan crankshafts yang berbeda. 9R adalah 2 valve Twin Cam 4 cylinder dengan twin Mikunis yang digunakan di Corona 1600GT. Tipe R seperti Toyota pada umumnya yaitu 4 cylinder pada tahun 60an.
Toyota 2000GT mempunyai record dalam catatan daya tahan, seperti di tahun 1968 Carrol Shelby dalam event SCCA dengan 2 mobil. Corona 1600 GT menjadi original Sport Compact. Ketika diperkenalkan paket yang tiada bandingnya oleh pabrikan lain di Jepang. Produksi bergerak kearah mesin 3M dan 9R secara terbatas, tetapi itu menunjukkan keuntungan Toyota dari desain Twincam.

Masa Produksi
Mesin 2TG dan 18RG menjadi produksi massal yang asli dari Toyota Twincam. Pada pengenalan ini produksi mesin twincam banyak digunakan untuk kereta, mobil di seluruh dunia. Penggunaan mesin di Jepang dan regional ( Asia) banyak meraih kemenangan sehingga Toyota mengklaim sebagai technology driven company
Mesin 2TG diperkenalkan di Jepang tahun 1970 untuk seri Corolla/Sprinter. Dan terbagi dalam berbagai versi sampai tahun 1984. 1600Cc 2TG datang dengan twin-side Mikunis dengan model 2TG, 2TGR, dan 2TGU dan fuel injection di 2TGEU. Dan kemudian terakhir menjadi 3TGTE. TRD dan aftermarket menyajikan banyak komponen dan 1750cc / 2000 cc merupakan konversi yang sangat populer.
18RG pertama kali diperkenalkan sebagai 8RG dan sementara juga sebagai 10RG ( keduanya 1968cc) pada tahun 1971 secara berturut-turut digunakan untuk CELICA GT dan Mark II GSS,. 2000Cc 18RG muncul pada tahun 1974 dengan twin-side Mikunis pada 18RG, 18RGR, dan 18RGU. Dan fuel injection pada 18RGEU. Di AS, upgrade ini sangat populer pada Celicas dan Toyota Pick-ups. Bentuk 2200Cc sangat populer dan bahkan sampai 2400cc. Toyota juga memproduksi dalam jumlah terbatas twin-plug 18RGs.
3TGTE menggantikan 18RGEU pada Celicas di tahun 1983. 3TGTE ( 1770cc), merupakan twin-plug versi klasik dan trouble-free 8-valve 2TG / 18RG cylinder head mempunyai CT20 Turbo. 4TGTE mendapat pengesahan untuk Rally Grup B. dimana mempunyai piston dan crankshaft yang berbeda. Mesin ini mendapatkan Championship honors di FIA World Rally Cup Group B SuperCar series.
Mesin ini tidak pernah diimport oleh Toyota AS. Sampai Toysport mengimpor , mesin ini menjadi sangat populer di semua Corollas, Carinas, Celicas, dune buggies, and replika Lotus 7
Generasi kedua six-cylinder twincam 5Mg 2800 dan 6MG 3000 tiba pada tahun 1982, lebih dari suatu dekade setelah 3M. Mesin ini mengesankan inovasi Head-Design yang tidak memerlukan pemeliharaan ekstra untuk penyesuaian klep. Mesin ini diterapkan pada banyak sedan terkecuali Supra dan Soarer. Ini merupakan langkah penting Toyota twincam yang pertama dan tersedia dalam banyak model.
Di dalam tehnologi Toyota, banyak mengidentifikasi tipe mesin yang berbasis alpha/numeric, seperti :G menandakan twin cam “sport”; R untuk “regular gas”; U untuk ‘unleaded” control emisi; T untuk turbo; Z untuk Pompa kompresor; E untuk injeksi.

Multi-Valves
Ditransfer dari dalam balapan, teknologi 4 valve menyajikan suatu evolusi Cylinder block dan headsToyota ( Sebelumnya semua blocks Toyota pada dasarnya blok generasi pertama Toyota yang mempunyai bentuk wujud silinder yang berbeda: 4-cylinder K- di bawah 1200, T- di bawah 1600, R- di bawah 2000; 6 cylinder M- 2000 dan diatasnya. Akhirnya, K- yang ditingkatkan ke 1800, T sampai] 1800, R sampai 2400, dan M sampai 3000.)
Di tahun 1984, generasi ke 4, Toyota Twin Cam 4 valve, 4AGE/16 dan 1GGE/24 dilepaskan. mula-mula dibuat seperti Laser” lightweight series, perubahan penting adalah dibuat pada blok mesin dengan disain ringkas, tuangan dinding tipis, dan lightweight crankshafts. Kebetulan Toyota memutuskan menggunakan aluminum campuran logam pada block mesin! 4AGE 1600 16 valve diikuti 4AGZE dilengkapi supercharged. Demikian juga, 1GGE 2000 24 valve juga mempunyai suatu versi yang dilengkapi dg supercharged 1GGZE / turbocharged 1GGTE.
Di tahun 1986, 3SG 2000 dan 7MG 3000 dirubah menjadi mesin 4-valve dan keduanya diikuti oleh versi turbocharged 3SGTE dan 7MGTE. 3SGE/TE kemudian juga mempunyai versi, dengan bentuk seperti lama dan piston ber;ubah
Tahun 1990, Tipe M akhirnya digantikan oleh 1JZGE 2500 / 2JZGE 3000. Secara alami models 1JZGTE turbo / 2JZTGE melengkapi model dasar. aftermarket benar-benar bereaksi sehingga mencapai kejayaan dengan kemampuan 800 HP.

F Type High-Torque
Pengembangan Berlanjut dari tipe G Sport Twin Cam dilengkapi dengan aplikasi untuk sedan yang semakin nyaman. Desain Twincam yang baru , tipe F dengan ciri " 4 valve" diperkenalkan di 1987. Ini menggantikan semua SOHC (single overhead cam) pada E, A, dan S. Tipe F Twincam menyajikan pencapaian tingkatan sesuai peraturan emisi dan disetel terutama untuk RPM cepat/ putaran tinggi. perkecualian terkemuka untuk 4EFTE adalah mesin “sport” dengan menggunakan tipe F. seri E menggantikan K di kelas bawah 1500cc.
Semua mesin baru dari Toyota yang berikut adalah: NZ ( di bawah 1500cc), RZ dan TZ ( di atas 2000cc) 4 mesin silinder; Mz V6 dan UZ V8, semua diperkenalkan dengan tipe F Twincam dan sesudah itu diupgrade ke spesifikasi VVT. Kebanyakan mesin Toyota yang sekarang menggunakan tipe F cylinder head, memungkinkan Toyota untuk melanjutkan klaim sebagai penyalur terkemuka dunia untuk mesin Twincam dan V6 dan V8s.

Variable Timing +
Di tahun 1992, diterima 4AGE 1600 VVT (Variable Cam Timing individual throttle bodies, dan extra valve 4AGE 20V! yang memproduksi 160 HP, padahal sejenisnya 10 HP untuk tiap-tiap 100cc. Mesin balap yang dapat diperbandingkan dengan masa awal twincam! Dengan 1997, JZ enam silinder dan 3SGE beams gained VVT .
Akhirnya 3SGE menjadi Dual VVTI dan di produksi untuk Altezza. 3SGTE tidak pernah mempunyai VVTI head, tetapi diupgrade internal dan diijinkan turbo untuk menghasilkan 260 HP.
2ZZGE 1800 menjadi yang paling baru dan barangkali merupakan seri yang terakhir dari mesin G Twincam. Penggunaan aluminum blok juga suatu yang pertama untuk performa mesin Toyota. Corak Up-graded meliputi pemilihan waktu dan variable lift, dan setelan intake manifold.

Koneksi dengan Yamaha
Koneksi dengan Yamaha diperlukan untuk mengembangkan Toyota 2000GT dan Yamaha merupakan mitra Toyota di dalam perancangan mesin tipe G. Kebanyakan mesin/heads, mencakup 3SGE/3SGTE ( sekarang generasi ke empat di dalamnya), spesifikasi Previa TZFE/Z ( tidak ada hubungan dengan mesin tipe T yang lebih tua), dan mesin 2ZZGE yang paling baru merupakan rancangan dari Yamaha. Yamaha juga memasang kebanyakan mesin Toyota dari tipe G.
( 4AGE dan 2JZGE heads merupakan buatan dan desain milik Toyota, walaupun banyak komponen masih dibuat dan disediakan oleh Yamaha).

Technology Driven
Desain klasik Twincam telah bekerja dengan baik untuk Toyota dan merupakani tenaga bagi semua performa Toyota yang dicapai dari model ini. Generasi sekarang merupakan multi-valve/ variable cam timing Twincam tipe G mesin 2JZGE, 3SGE, 2ZZGE merupakan evolusi yang terakhir dari Toyota, dan mesin tipe F, digunakan juga untuk lexus
Tidak ada pabrikan lain yang dapat mengakui keunggulan menyeluruh atas produksi yang mendasarkan mesin Twincam. Walaupun pabrikan lain memanfaatkan keuntungan-keuntungan teknologi Twincam, mesin Toyota telah membuktikan tak ada bandingnya dan lebih tahan lama.
Mesin Toyota twincam telah diproduksi dalam banyak variasi: 1000cc ke 5700cc; 2 atau 4 atau 5 valve per cylinder; normally-aspirated, turbocharged, dan supercharged.

Future Hybrid Twin Cam
Toyota Twincam akan tetap berada di garis terdepan teknologi Toyota. Dengan semua mesin Toyota sekarang meliputi bentuk Twincam yang manapun Jenis F atau G, diyakinkan bahwa Toyota Twincam akan menggerakkan masa depan Toyota. Prius 1NZFXE 1500cc membuktikan Twincam mempunyai Kecocokan dengan electric motor. Dan 3MZFE 3300cc dikombinasikan dengan Dual electric di dalam riset. " Electric Supercharger " menjadi kekuatan untuk masa depan.

Selasa, 29 Juni 2010

Yamaha Xeon


Yamaha Xeon 125 cc mengusung mesin 125 cc dengan sistem pendingin cairan (liquid colled) yang lebih mampu menjaga temperatur panas. Selain itu, Yamaha Xeon 125 cc diklaim memiliki kompresi lebih tinggi, tenaga, dan bahan bakar yang tetap irit.
Dari kapasitas mesin, Yamaha Xeon 125 cc akan head-to-head dengan kompetitornya Suzuki Skydrive dan Suzuki Skywave. Selain itu, Honda Vario Techno CBS juga bisa jadi ancaman, meski memiliki kapasitas mesin yang lebih kecil.
Di Thailand, Yamaha Xeon disebut juga Mio 125 karena bermesin 125cc. Sedangkan di Indonesia disebut Xeon, Mengapa? karena tidak ada satupun part Mio dalam motor ini alias mesin baru.
Harga Yamaha Xeon 125 cc dibandrol dengan harga Rp 15,75 Juta (Jakarta). Dan, berikut ini spesifikasi Yamaha Xeon 125 cc



Mesin
Jenis
4 Stroke, SOHC, Liquid Radiator
Valume Silinder
124 cc
Jumlah / Posisi Silinder
Cylinder Tunggal / Mendatar
Diameter x Langkah
52,4 x 57,9 mm
Perbandingan Kompresi
10,9 : 1
Pelumasan
Basah
Sistem Bahan Bakar
MIKUNI BS 26 x 1
Pengapian
DC CDI
Battery
12V, 3.5Ah / YTZ5S
Busi
CR7E (NGK)
Sistem Starter
Electric & Kick Starter
Kapasitas Tangki
4,1 Liter
Kapasitas Oli Mesin
Total 0,9 Liter
Berkala 0,8 Liter
Tipe Transmisi
V-Belt Otomatis
Pola Pengoperasian Transmisi
CVT Otomatis
Tipe Kopling
Kering, Kopling Sentrifugal
Tenaga Maksimum
8,05 kW / 8500 rpm
Torsi Maksimum
10,1 Nm / 7000 rpm

Rangka
Tipe
Pipa Baja
Suspensi Depan
Teleskopik
Suspensi Belakang
Lengan Ayun, Monoshock
Rem Depan
Cakram
Rem Belakang
Tromol
Ukuran Roda Depan
70 / 90 - 14M/C 38P
Ukuran Roda Belakang
80 / 90 - 14M/C 44P

Dimensi
Panjang
1850 mm
Lebar
685 mm
Tinggi
1050 mm
Tinggi Tempat Duduk
750 mm
Jarak Sumbu Roda
1260 mm
Jarak Terendah Ke Tanah
125 mm
Berat Isi
103 kg


Senin, 28 Juni 2010

sejarah satria fu

dari hasil googling barusan, beberapa blog mengatakan bahwa satria f 150 ini adalah generasi terkini dari suzuki rc 100 sprintertahun 1988 yang kemudian menjadi satria 120 R ( Satria Hiu ) dan menjadi Satria F 150. namun setahu saya, sepeda motor ini bukan generasi dari Tornado,Satria 2 tak dan sejenisnya.
Satria F 150 generasi dari Satria F 125 alias Raider 125 yang keluar di thailand sono
lalu mesin dari Suzuki Raider 125 "dipindahkan" ke tipe sport yaitu Suzuki FXR 150 termasuk mengalami peningkatan spesifikasi diantaranya cc menjadi 150 dan memeiliki nama mesin FU150 kemudian setelah memasuki beberapa taun beredar yg kemudian mengalami discontinue mesin tersebut "dipindahkan" kembali ke jenis cub yg kemudian diberi nama Suzuki Raider 150
di beberapa negara Asean sendiri motor ini pun ikut di launching hanya saja terdapat beberapa perbedaan nama

jadi kalo menurut saya Satria F150 saman sekali tidak ada hubungannya apalagi generasi dari Satria 2 tak dan sejenisnya.......mungkin anda berpendapat karena motor tersebut memakai nama Satria yah yang notabene di Indonesia sendiri motor Satria 2 tak lumayan populer lalu kemudian di gantikan oleh Satria F 150 itu hanyalah suatu trik dari pabrikan agar nama yang sudah di sandang dan termasuk populer (salam hal ini Satria) tidak lekang dimakan zaman...........
seperti halnya pabrikan Yamaha Indonesia menamakan beberapa tipenya identik dengan planet ato sistem tata surya ( Yamaha Jupiter dan Vega ) kemudian Suzuki Indonesia identik dengan nama pahlawan jepang ( Suzuki Shogun ).

berikut adalah gambar-gambarnya secara berurutan

suzuki FX 125 :
suzuki Raider 125 :
suzuki raider 150 r / satria f 150









Minggu, 27 Juni 2010

Honda Scoopy

PT. Astra Honda Motor (AHM) membuktikan keseriusannya menggarap pasar motor skutik dengan menyuguhkan pilihan model yang beragam. Kali ini AHM merilis Honda Scoopy, sebuah skutik unik dengan desain retro-modern untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup anak muda di Indonesia.



SPESIFIKASI

Kopling: Otomatis
Transmisi: Otomatis, V-Matic

Panjang x lebar X tinggi: 1.844 x 699 x 1.070 mm.
Jarak sumbu roda: 1.240 mm.
Jarak terendah ke tanah: 150 mm.
Berat kosong: 94 kg

Tipe rangka: Tulang punggung
Tipe suspensi depan: Teleskopik
Tipe suspensi belakang: Shockbreaker Tunggal

Ukuran ban depan: 80/90 - 14 M/C 40P
Ukuran ban belakang: 90/90 - 14 M/C 46P

Rem Depan: Cakram hidrolik + piston tunggal
Rem Belakang: Tromol

Kapasitas tangki bahan bakar: 3,5 liter.
Kapasitas minyak pelumas mesin: 0,7 liter
Tipe mesin: 4 langkah, SOHC

Sistem pendingin: Pendinginan udara dengan kipas
Diameter x langkah: 50 x 55 mm.
Volume langkah: 108 cc.
Perbandingan kompresi: 9,2 : 1

Daya maksimum: 6,09 kW (8.28 PS) / 8.000 rpm.
Torsi maksimum: 8,32 N.m 0.85 kgf.m/5.500 rpm.


Starter: Electric starter & kick starter
Lampu depan: 12V 32 W x 1
Lampu senja: 12V 5 W x 1

Aki: MF battery, 12 V - 3 A.h
Busi: ND U24EPR9, NGK CPR8EA-9
Sistem pengapian: DC - CDI, Battery
Karburator: VK22x1

Honda Blade


Banyak fans setia Honda di Indonesia berharap, kehadiran bebek Blade akan membawa angin segar datang dengan teknologi lebih canggih, yaitu sistem injeksi bahan bakar seperti saudara kembarnya di Thailand, yaitu CZ-i 110 atau Click-i. Kenyataannya, Blade masih mengandalkan karburator.

Sosok dan penampilan Blade sama persis dengan CZ-i yang diluncurkan di Thailand Juli 2009 lalu. Hal itu tampak dari desain bodi, lampu, tutup setang, knalpot dan jok. Kalau pun ada berbeda, adalah roda dan lapisan luar muffler. Jika CZ-i masih mengandalkan pelek jari-jari, Blade menggunakan “cast wheel” atau pelek sport . Sedangkan grafis bentuk dasarnya masih sama, namun kombinasi warna berbeda.

Karena masih mengandalkan karburator, saat tanya-jawab antara wartawan dengan manajemen PT Astra Honda Motor (AHM), pertanyaan pertama yang muncul: ”Mengapa Honda tidak menggunakan sistem injeksi pada Blade, seperti produk yang sama di Thailand?”. Jawaban yang dilontarkan Johannes Loman, Direktur Pemasaran PT AHM adalah, “Dengan menggunakan karburator harga Blade, lebih kompetitif dan terjangkau buat sebagian besar konsumen Indonesia.”

Untuk produk terbarunya ini, AHM menawarkan harga Rp 13,5 juta (on the road) untuk Jakarta dan sekitar. Jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan SupraX 125 PGM-FI yang ditawarkan dengan harga Rp Rp 16,1 saat ini. Harga Blade hampir mendekat Supra X 125R dengan pelek standar (bukan “cast wheel”).

Karena posisi Blade berada antara Revo (100 cc) dan Supra X 125R (125 cc), maka AHM mengategorikannya sebagai produk total baru dengan segmen baru pula.

Daya tarik Blade adalah penampilan yang lebih sproty hampir sama dengan CS (City Sport). Ini terlihat dari desain lampu depan dan penempatannya. Pada Blade, lampu depan tidak lagi pada setang, tetapi pada “kap” atau sayap depan. Dengan cara ini, lampu depan dan sein tidak ikut berbelok bersama setang ketika digerakkan ke kanan atau kiri. Lampu depan ini disatukan dengan lampu sein yang berada di kedua sisinya.

Bentuk fender atau sepatbor depan juga berbeda. Honda menilai bentuknya lebih sporty dan gaya. Desain lampu belakangnya cukup gaya dengan kombinasi warna putih dan merah. Penyempurnaan desain bebek ini dibandingkan dengan produk Honda terdahulu adalah posisi setang yang menekuk ke dalam. Honda menyebut bergaya “racing”. Dengan ini, diharapkan, motor yang ditarget untuk anak muda ini, akan mudah melakukan manuver di tikungan.

Rangka Blade merupakan hasil rancangan baru. Menurut Honda, rangka ini lebih kokoh dan disesuaikan dengan kemampuan atau performa mesin yang lebih galak dibandingkan dengan Revo atau Fit.

Pada bagian depan, antara antara jok dengan setang, diberi “cover” atau tutup dengan posisi yang lebih tinggi dibandingkan bebek biasa. Mirip dengan yang digunakan pada Suzuki Arashi dan Yamaha Jupiter MX.

Tambahan lain adalah pelindung mesin yang berada di samping kanan berupa besi batangan kecil yang ditekuk dan dipasang dekat footstep. Knalpot, pada bagian muffler dilapisi warna dirancang dengan bentuk oval. Untuk mencegah roda berhenti berputar saat rantai copot, Honda melengkapinya dengan stopper.
Mesin - Untuk sumber tenaga, Honda menggunakan mesin SOHC dengan kapasitas 109,1 cc. Tenaga yang dihasilkan mencapai 8,46PS @7500 rpm dan torsi 0,86 kgf-m @5500 rpm. Jadi, performanya berada antara Revo dan Supra 125.

Meski begitu, menurut K. Fujihara, Leader R&D Honda, Blade lebih irit 5% dibandingkan Revo. Hal itu bisa diperoleh karena mesin Blade merupakan generasi baru dari Honda. Mesin ini gesekan beberapa komponennya lebih rendah dibandingkan mesin Honda lainnya. Antara piston dan rocker arm (pelatuk katup), bentuk silinder yang “off-set”, piston dengan semportan oli terbalik, bobotnya yang lebih ringan dan anti-gores. Dengan pengembangan tersebut, selain konsumsi bahan bakarnya lebih irit, Honda mengklaim mesin Blade ini ramah lingkungan atau memenuhi standar Euro-2.

sumber : disini

Sabtu, 26 Juni 2010

Mitsubishi Colt T120


Mitsubishi Colt Pick Up sebenarnya adalah salah satu varian awal dari seri Mitsubishi Delica. Nama “Delica” adalah singkatan dari DELIvery CAR. Dirancang dan diproduksi untuk pertama kalinya pada tahun 1968, menggunakan mesin seri KE44, dengan kapasitas 1,1L. Mesin ini sanggup memberikan daya 58 PS (43 kW; 57 hp). Daya angkut maksimum mobil ini hanya 600 kg (1,323 lb), dan kecepatan tertinggi yang dapat dicapai adalah 115 km/h (71 mph).

Beberapa tahun sesudahnya, atas permintaan konsumen, diproduksi beberapa varian lain yaitu : cargo van (mobil cargo) dan passenger van (mobil penumpang/minibus). Varian minibus ini memiliki 3 baris bangku yang dapat memuat 9 penumpang dan di beri nama “Star Wagon”.

Mitsubishi Colt Pick Up masuk ke Indonesia untuk pertama kalinya dengan tipe Colt T100. Diimpor oleh distributor tunggal Mitsubishi yaitu PT. New Marwa pada tahun 1970 (tahun 1973 berganti nama menjadi PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors). Pada tahun 1975, diperkenalkan generasi selanjutnya dari Colt T100 yaitu Colt T120 dengan mesin seri “Neptune”.

Mobil yang tersohor lewat teriakan “Eng…Ing…Eng” dari komedian Benyamin S ini nantinya sangat terkenal di Indonesia dan mendapat julukan “Raja jalanan”. Material pembuat rangka, mesin dan bodi Colt T120 yang berkualitas tinggi, membuat mobil ini sangat handal dan tahan terhadap berbagai macam medan.

Mulai dari jalan yang ber-aspal mulus, tanjakan terjal,jalan berkelak-kelok, hingga jalan yang belum beraspalpun dapat dengan mudah dilalui oleh mobil ini. Bahkan di beberapa daerah, mobil ini segera mengambil alih peran oplet/kendaraan penumpang umum yang berbasis Chevrolet Suburban yang sebelumnya dinilai tangguh di jalan-jalan pegunungan.

Pemakaian bahan bakar mobil inipun cukup efisien. Dalam kondisi normal di dalam kota biasanya berkisar antara 1 : 8 sampai 1 : 10, sedangkan luar kota sekitar 1 : 10 sampai 1 : 12.

Menurut ahli sejarah permobilan di Indonesia, era Mitsubishi Colt ini ternyata juga ikut berperan dalam perkembangan industri karoseri di negara ini. Nama-nama perusahaan karoseri mobil seperti : Armada, Adi putro, Langgeng, Internasional ikut berkibar saat mobil popular di pasar mobil Indonesia.

Keunggulan mobil ini, membuat populasi Colt di Indonesia sungguh luarbiasa. Sampai dengan tahun 1980, PT.Kramayudha Tiga Berlian sudah menjual 33,525 unit Colt T120.

Hingga saat ini, penggemar mobil inipun tidak juga surut. Bisa dikatakan sulit sekali untuk menemukan mobil ini tergeletak menjadi “bangkai” seperti nasib mobil-mobil tua lainnya. Hampir semua Colt T120 yang masih tersisa, tetap dapat beroperasi layaknya mobil-mobil baru yang beredar saat ini.

Toyota Kijang

Sebagai orang Indonesia. Anda pasti kenal dengan minibus toyota yang satu ini. Minibus yang mulai diproduksi tahun 1977 dan saat ini merupakan salah satu model yang diusung Toyota dan paling laku di Indonesia. Di Indonesia Kijang telah hadir dalam 5 generasi. Berikut uraiannya.

Generasi 1 ( 1977 – 1980)

Peluncuran perdana dari Toyota Kijang generasi pertama adalah pada tahun 1977. Dimana saat itu terdapat keraguan dari para perancangnya, tentang apakah Kijang dapat diterima oleh pasar Indonesia. Keraguan tersebut disebabkan karena Mitsubishi Colt merupakan jenis kendaraan yang mendominasi pasar mobil mini bus pada saat itu. Generasi pertama Toyota Kijang ( KF 10 )menerapkan konsep pickup dengan bentuk kotak mendasar. Model ini sering dijuluki “Kijang Buaya” karena tutup kap mesinnya yang dapat dibuka sampai ke samping. Kijang generasi perdana ini diproduksi hingga pada tahun 1980.

Generasi 2 ( 1981 – 1985 )

Generasi II mulai dijual pada September 1981. Bentuk model ini tidak terlalu berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya, namun memiliki beberapa perubahan yang di antaranya adalah peningkatan kapasitas silinder mesin menjadi 1.300 cc (naik 100 cc). Kapasitas ini kemudian dinaikkan lagi hingga 1.500 cc. Mobil ini, walaupun disebut sebut memiliki banyak perubahan, bentuknya masih ada kesamaan dengan kijang buaya. Lampu mobil masih bulat di samping depan kanan-kiri dan gril masih sederhana dengan tulisan TOYOTA pada bagian depan. Garis pada bonnet juga masih simpel dan curam. Meski bukaan pada tutup kap mesin tidak lagi bukaan penuh hingga bagian tepi hidung mobil (bonnet) seperti halnya kijang sebelumnya. Mobil ini disebut juga dengan nama ” Kijang Doyok” dan kode produksi KF 20.

Generasi 3 (1986 – 1996 )



Pada tahun 1986 model generasi ketiga dilempar ke pasaran. Kijang generasi ini bentuknya lebih melengkung pada lekukannya sehingga tampak lebih modern. Model ini hingga saat ini masih banyak digunakan di jalanan di Indonesia meski tidak lagi diproduksi.

Pada generasi ini, konsep kijang sebagai kendaraan angkut mulai bergeser sebagai kendaraan penumpang sekalipun banyak Kijang generasi sebelumnya juga dimodifikasi sebagai kendaraan penumpang. Pada masa ini, bisa dikatakan sebagai generasi kejayaan Kijang sebagai mobil penumpang, terutama sebelum banyak mobil penumpang Built Up impor meramaikan pasar kendaraan di Indonesia serta puncak dominasi Toyota atas model-model kuat seperti Mitsubishi Colt L300 dan minibus tanpa bonnet lainnya seperti Suzuki Carry dan Daihatsu Zebra dimana Kijang menjadi pilihan kuat konsumen saat itu. Toyota mengeluarkan dua tipe Kijang pada generasi ini yakni tipe Kijang Super (1986-1992) dan Kijang Grand (1992-1996) dengan memiliki life cycle cukup panjang (hampir satu dekade) dibandingkan generasi lalu.

Desain mobil ini memiliki bentuk lebih manis dan halus dibandingkan generasi lalu yang kaku mirip kotak sabun. Teknologi full pressed body diperkenalkan untuk menekan penggunaan dempul dalam proses pembuatannya hingga 2-5 kg dempul per mobil. Mesin masih memakai tipe 5K namun memiliki daya kuda (horse power) yang lebih tinggi yakni 63 hp dari sebelumnya 61 hp. Transmisi menggunakan 5 percepatan, yang sebelumnya memakai 4 percepatan.

Setelah Agustus 1992, Toyota memasuki generasi perbaikan bodi mobil yang disebut sebagai Toyota Original Body. Sebuah proses pembuatan bodi mobil dengan mesin press dan metode las titik. Sampai saat ini, bisa dikatakan satu-satunya Kijang yang bebas dempul.

Sementara untuk versi Grand terdapat berbagai perubahan khususnya pada lampu depan, gril dan penambahan double blower juga ditambahkan power steering pada kemudi yang meringankan pengemudi. Dan sampai saat ini, Kijang jenis ini (Super maupun Grand) masih banyak di pasaran konsumen dan masih dihargai mahal.

Selain Itu Kijang Generasi Ke Tiga Juga Menyediakan Banyak Rentang Varian Seperti:LX, LSX, LGX (untuk sasis panjang) SX, SSX, SGX (sasis pendek), khusus LX dan SX(Tipe Standar)transmisi menggunakan 4-speed dan menggunakan dasbor konvensional.

Generasi 4 ( 1997 – 2004 )

Setelah sepuluh tahun bertahan dengan rancangan generasi ketiga, Kijang meluncurkan model berikutnya dengan perubahan pada eksterior dan interiornya yang lebih aerodinamis. Model ini akrab dipanggil “Kijang Kapsul”.

Mulai generasi keempat kijang ini, dominasi Jepang semakin besar. Jika sebelumnya PT. Toyota Astra Motor memanfaatkan perakitan bodi mobil banyak menggunakan karoseri. Pada generasi ini sudah dikatakan menyiratkan mobil yang sesungguhnya. Desainnya membulat seperti kapsul dan lebih aerodinamis dan menjadi loncatan desain pada masanya. Pada kijang yang dikenal sebagai kijang baru ini, Toyota mengeluarkan dua tipe mesin yakni mesin bensin 1800 cc (tipe 7K) seperti generasi-generasi sebelumnya dan mesin diesel 2500 cc (tipe 2L) yang membuat persaingan dengan Isuzu Phanter untuk mobil keluarga bermesin diesel yang saat itu mendominasi pasaran.

Pada Kijang versi tahun 1997-2000, mesin bensin menggunakan karburator, baru pada akhir tahun 2000 tersedia mesin bensin dengan sistem injeksi elektronik, Electronic Fuel Injection(EFI). Ada dua pilihan untuk mesin bensin EFI, yaitu 7K-E dengan kapasitas 1800cc bertenaga 80 hp dan 1RZ-E dengan kapasitas 2000 cc Yang Diambil Dari Toyota Hilux. Meskipun mesin 1RZ-E secara teknologi lebih canggih jika dibandingkan dengan mesin 7K-E, namun mesin bensin 2000cc ini kurang laku di pasaran indonesia karena (konsumsi) bahan bakarnya dinilai lebih boros dibandingkan dengan tipe 7K-E.

Dan terakhir pada generasi ini muncul New Kijang dengan merubah desain lampu dan seatbelt (sabuk pengaman) pada jok penumpang bagian tengah. Selebihnya hampir sama dengan sebelumnya.

Selain Itu Pada Versi Kijang Kapsul Menyediakan Tambahan Varian Krista Dan Rangga. Krista Menggunakan Sasis Panjang Sedangkan Rangga Sasis Pendek

Generasi 5 ( 2004 – sekarang )


Kijang kembali diperbaharui pada tahun 2004 dan dipasarkan dengan nama “Kijang Innova”. Model ini telah mengalami perubahan yang cukup drastis dibandingkan dengan model dari generasi sebelumnya. Jika pada awal konsep Kijang generasi pertama adalah Basic Utility Vehicles atau kendaraan kelas bawah, maka Kijang generasi V lebih dikategorikan sebagai kendaraan kelas menengah. Bentuk model fisiknya jauh lebih modern dan futuristik, terutama dibagian depan kendaraan, dimana tidak lagi menonjolkan bentuk lekukan tajam seperti pada model-model sebelumnya.

Model ini dikeluarkan oleh PT. Toyota Astra Motor pada akhir tahun 2004, yang dipasarkan dengan konsep mobil keluarga jenis MPV (Multi Purposes Vehicle) masa kini, dengan bentuk bodi yang lebih aerodinamis beserta kenyamanan setaraf dengan sedan mewah. Posisi pengendaraan lebih akurat, letak shift knob terjangkau dan panel instrumen yang lebih user friendly. Generasi ini menerapkan mesin VVT-i 2000 cc dengan jenis 1TR-FE berkatup 16 DOHC dengan tenaga yang jauh lebih besar daripada Kijang generasi sebelumnya, yaitu sebesar 136 hp, menggantikan jenis K/RZ Dan L pada generasi sebelumnya. Kijang generasi ini dirancang dengan sistem Direct Ignition System (DIS) dan merupakan penerapan dari teknologi pedal gas tanpa kabel atau Throttle Control System-Inteligent dan dilengkapi oleh mesin membujur dengan penggerak roda belakang (Rear Wheel System). Tahun 2005 PT Toyota Astra Motor menghadirkan varian terbaru dari Kijang Innova, yakni Kijang Innova 2.7V.Namun sayangnya model ini harus di Discontinue pada tahun 2007.

belakangan ini banyak ATPM lain yang berusaha keras menjatuhkan image Toyota Kijang sebagai mobil yang boros bahan bakar. Melihat dengan diluncurkannya mobil-mobil MPV sejenis yang mengandalkan keiritan bahan bakar. PT. Toyota Astra Motor pun tak tingal diam, dengan mere-mapping ECU dan menghentikan produksi Kijang Innova V yang bermesin bensin 2700 cc. tahun 2009 Toyota melakukan Facelift untuk menyegarkan tampilan MPV nya itu dan menghilangkan embel-embel “Kijang” yang telah menancap kuat di benak masyarakat Indonesia.